Istilah P5BK merupakan singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja. Istilah P5BK mungkin bagi sebagian orang bukan hal yang asing lagi, namun bagi beberapa orang yang tidak mengikuti hiruk pikuknya pendidikan “Pembelajaran paradigma baru” mungkin terdengar asing dan bertanya-tanya apa bedanya dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yup! Dari Kepanjangan P5BK terdapat dua komponen utama, yakni profil pelajar pancasila dan yang kedua budaya kerja.
Yuk cermati penjelasan berikut ini.
Profil Pelajar Pancasila
“Kenapa sih harus ada Profil Pelajar Pancasila toh sebelumnya juga ada pendidikan karakter?” Well e well.
Kementerian pendidikan dan kebudayaan disingkat Kemendikbud memiliki visi periode 2020 – 2024 tentang peningkatan mutu pendidikan dan memajukan kebudayaan yang berbunyi
“Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung visi dan misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.”
Visi tersebut tertuang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 22 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kemendikbud Tahun 2020 – 2024. Didalam peraturan tersebut juga dijelaskan analisa kenapa profil pelajar pancasila menjadi bagian dari visi kemendikbud.
Profil Pelajar Pancasila adalah profil pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai pancasila yang memiliki enam ciri yang melekat pada pelajar Indonesia. Keenam ciri – ciri tersebut saling berkaitan dan menguatkan sehingga dalam mewujudkannya diperlukan upaya berkesinambungan, utuh, bersamaan, dan tidak parsial. Keenam ciri pelajar pancasila adalah sebagai berikut
- beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia;
- berkebinekaan global;
- bergotong royong;
- mandiri;
- bernalar kritis; dan
- kreatif
Yuk! Kita bahas satu persatu!
1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, yaitu:
- akhlak beragama;
- akhlak pribadi;
- akhlak kepada manusia;
- akhlak kepada alam; dan
- akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Elemen kunci dari berkebinekaan global yaitu
- mengenal dan menghargai budaya,
- kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan
- refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
3. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.
Elemen kunci dari bergotong royong adalah
- kolaborasi,
- kepedulian, dan
- berbagi
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari
- kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi
- serta regulasi diri.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah
- memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
- menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
- merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan
- mengambil keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
- menghasilkan gagasan yang orisinal serta
- menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Keenam ciri pelajar pancasila atau juga disebut dengan dimensi profil pelajar pancasila menunjukkan bahwa fokus pendidikan tidak hanya pada kemampuan kognitif, melainkan juga berfokus pada sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila, jati diri bangsa Indonesia sekaligus sebagai warga dunia.
Budaya Kerja
Budaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Sedangkan kata kerja menurut KBBI adalah kegiatan melakukan sesuatu. Konteks melakukan sesuatu disini adalah dalam hal sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Sehingga budaya kerja dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah untuk mendukung kegiatan melakukan sesuatu. Budaya kerja juga dapat diartikan sebagai sebuah konsep kebiasaan yang mengatur kepercayaan, proses berpikir, serta perilaku karyawan yang didasarkan pada ideologi dan prinsip suatu organisasi/instansi.
Budaya kerja di tempat kerja penting untuk diterapkan atau dibiasakan di sekolah, khususnya SMK, agar membekali peserta didiknya menjadi tenaga kerja yang siap kerja sesuai dengan standar industri. Standar industri di Indonesia sebagian besar menerapkan budaya 5S ( Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shuketsi ) atau jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi 5R, yakni Seiri (ringkas), Seiton (Rapih), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), Shitsuke (Rajin).
Dengan 5S diharapkan memnuhi tujuan industri yang aman, efektif, dan efisien dari segi kebiasaan kerja dan fitur personil yang menjadi bagian penting dari dunia industri. sistem kerja yang berwawasan dapat meningkatkan efektifitas kerja pada budaya industri yang spesifik.
1. Seiri atau Ringkas
- Mengkategorikan barang dalam ruangan praktik sesuai modul atau SOP yang berlaku
- Melakukan pemilahan subjek dan objek praktikum.
- Membuat kategori kondisi barang dalam ceklist atau kartu dan laman checking ruang praktikum.
- Merancang ruangan sesuai kategori dan tingkat urgensi dari alat praktikum.
- Memiliki kemudahan dalam hal mengakses alat dan bahan praktikum
- Menggunakan alat dan bahan praktikum tidak berlebih-lebihan sesuai Standart Operation prosedure (SOP)
2. Seiton atau Rapi
- Atur tempat kerja praktik. Simpan peralatan kerja praktik pada penyimpanan yang seharusnya.
- Alat dan bahan praktik mudah ditemukan, mudah diambil, mudah disimpan kembali di tempatnya.
- Alat dan bahan praktik tidak tercecer.
- Klasifikasikan penyimpanan barang menurut fungsi dan frekuensi pemakaian praktikum.
- Rancangan tempat penyimpanan sesuai dengan fitur alat, penggunaan, dan modul pembelajaran praktik, apakah tempat terbuka atau tempat tertutup.
- Berikan identifikasi yang jelas atas semua item dari ruang dan alat praktik.
- Setiap alat dan elemen ruangan praktik memiliki label label sesuai identifikasi dan klasifikasi.
- Label berhubungan dengan penyimpanan dan penggunaan alat praktik
3. Seiso atau Resik
- Sarana dan prasarana alat dan bahan praktikum harus memenuhi prosedur kebersihan.
- Pembersihan sarana dan prasarana praktik dari kotoran secara berkala menurut prosedur.
- Melakukan pemeriksaan kebersihan alat dan sarana praktik berkala.
- Menghilangkan dan menghindari penyebab kekotoran dari alat dan sarana praktikum.
- Mengupayakan kondisi optimum sehingga lingkungan belajar dan kerja praktik bersih.
- Tata letak tempat praktik dan sarana belajar harus memperhitungkan penyediaan alat kebersihan dan prosedur pembersihan yang terpadu.
4. Seiketsu atau Rawat
- Memelihara lingkungan yang sudah sesuai dengan pembelajaran praktik yang ideal agar tetap bersih, rapih, dan ringkas.
- Pemakaian sarana dan prasarana praktik sesuai standarisasi yang ditentukan.
- Mencegah berbagai hal yang bisa mengganggu operasi dan keseimbangan lingkungan sarana dan prasarana praktik.
- Merumuskan standarisasi kerja praktik dalam penggunaan sarana, bahan dan alat praktikum.
- Mengoptimalisasi lingkungan belajar praktik sehingga kelanggengan lingkungan belajar mengajar dan latihan kerja praktik terjaga dengan baik.
5. Shitsuke atau Rajin
- Kelanggengan pelaksanaan standar yang sudah dibuat.
- Membangun disiplin yang kuat dalam penggunaan sarana dan prasarana praktik sesuai dengan budaya kerja.
- Melakukan kebiasaan positif dalam menggunakan sarana dan prasarana praktik kerja di sekolah.
- Melaksanakan standar penggunaan sarana dan prasarana belajar praktik.
- Efisiensi penggunaan alat dan sarana praktikum.
- Peningkatan produktivitas dan evaluasi berkala
Nah! Dari masing – masin komponen dapat diketahui gambaran atau fokus Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja. Ok next artikel coba kita bahas tentang Gambaran penerapan P5BK di Sekolah ya!. Jangan lupa untuk ikuti web ini ya. Terima kasih.
Amazing write-up! This informative content has really been of help and you can check my website for a similar content
ReplyDeleteVisit this website for best blog make money online from blogging
ReplyDeletehttps://www.blogger.com/blog/posts/2173029554119766319