Klasifikasi Makhluk Hidup
Apersepsi
Klasifikasi Makhluk Hidup adalah Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada kesamaan ciri-ciri yang dimiliki, sehingga satu kelompok organisme memiliki ciri-ciri yang sama. (Syamsuri, Istamar. 2002:70)
Klasifikasi Makhluk Hidup adalah pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada keanekaragaman atau diversity dan keseragaman atau unity. Cabang biologi yang mempelajari pengelompokan makhluk hidup disebut dengan taksonomi. (Prawirohartono, Slamet dan Hidayati, Sri. 2002: 34)
Tujuan Klasifikasi
- Agar mempermudah dalam mengelompokkan
- Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup agar mudah dikenali dan dibedakan
- Memudahkan dalam mempelajari organisme
- mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup
- mengetahui informasi potensi makhluk hidup yang menguntungkan
- dapat digunakan sebagai dasar dalam menjaganya agar tidak punah.
- Menyederhanakan obyek studi
Dasar Pengklasifikasian
Sistem Praktis
Sistem praktis atau dikenal juga dengan sistem kegunaan. Sistem ini digunakan pada abad ke-4 SM yang mengelompokkan Makhluk Hidup berdasarkan pada persamaan ciri yang yang berguna. Misalnya apakah dapat dimakan atau tidak; dapat berubah atau tidak; dapat digunakan atau tidak. dan seterusnya.
Sistem Alami
Sistem alami mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang bersifat alami, seperti morfologi. Misalnya kelompok hewan berkaki empat, kelompok hewan bersirip, kelompok hewan tidak berkaki, kelompok hewan bersayap dan lain-lain.
Sistem Buatan (artifisial)
Sistem buatan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan atas struktur morfologi, anatomi, dan fisiologinya terutama alat reproduksi dan habitatnya. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan sistem buatan lebih baik, sempurna, dan mudah dipahami dibandingkan dengan sistem alami. Sistem buatan diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus yang mengusulkan sistem Kingdom, yaitu Kingdom Plantae (dunia tumbuhan) dan Kingdom Animalia (dunia hewan) yang kita gunakan saat ini. Oleh karena itu Carolus Linnaeus dikenal sebagai bapak Taksonomi. Carolus Linnaeus.
Sistem Filogenik
Sistem filogenik mulai diperkenalkan pada dunia sejak adanya teori evolusi yang dikenalkan oleh Darwin dan Lamarck. Sistem filogenik merupakan perkembangan dari sistem artifisial yang disesuaikan berdasarkan pada kekerabatan yang terjadi pada antarorganisme dan disesuaikan berdasarkan pada proses evolusi.
Sejak berkembangnya teori evoluasi yang menyatakan bahwa makhluk hidup akan mengalami perubahan mengikuti perjalanan waktu dan perubahan lingkungan seperti yang disampaikan dalam teori evolusi. Berdasarkan hal tersebut pandangan sistem kingdom yang dikemukakan oleh Linnaeus menjadi kurang tepat, sehingga hal tersebut menjadi dasar sistem filogenik. Sistem filogenik juga didasarkan pada dasar biokimia perbandingan dan genetika modern.
Penggunaan biokimia perbandingan, misalnya pada hewan Limulus Polyphemus, pada sistem buatan termasuk dalam kelompok rajungan, namun setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa Limulus Polyphemus lebih dekat dengan laba-laba, sehingga dimasukkan ke dalam golongan laba-laba.
limulus polyphemus (Sumber Wikipedia) |
Penggunaan genetika modern adalah menggunakan gen sebagai dasar pengelompokkan makhluk hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua organisme memiliki kesamaan molekul dan biokimianya, tetapi berbeda dalam hal bentuk dan fungsinya. Sebagai contoh musang dan berang, secara morfologi keduanya mempunyai banyak kemiripan, sehingga dimasukkan dalam famili yang sama.
Daftar Rujukan
Prawirohartono, Slamet dan Hidayati, Sri.2002. Konsep dan Penerapan Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syamsuri, Istamar. 2022. ESPS Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika da Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
Silahkan beri komentarnya